Berbagai Provinsi
Kenalkan Potensi Olahan Pangan Lokal dan Destinasi Pariwisata
PRODUK UNGGULAN – Rahmat,
pria asal Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, ikut ambil bagian dalam
Expo Kalbar 2015, di Pontianak Convention Center (PCC), 20-23 Agustus
mendatang. ia menampilkan produk unggulannya, olahan air nira kelapa, Gula
Semut Kesulang, yang dipasarkannya hingga Ke Malaysia. UMAR FARUQ
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan. Berbagai suku tersebar dari
Sabang sampai Merauke. Kebhinekaan penduduknya, mulai dari tradisi dan
kebudayaan, menjadi suatu khazanah tersendiri yang mungkin tidak dimiliki
bangsa lain.
Mengenal ragam budaya Indonesia, tidak sebatas mengetahui adat istiadat
suatu komunitas masyarakat tertentu. Lebih daripada itu, Indonesia juga dapat
digambarkan pada masyarakatnya dalam memanfaatkan sumberdaya alam lokal.
Hampir di setip daerah, memiliki potensi alam yang melimpah. Di Gorontalo
misalnya. Provinsi yang satu ini diketahui sebagai penghasil jagung. Banyak olahan
jagung menjadi oleh-oleh panganan ketika datang ke sana. Demikian pula
daerah-daerah lainnya. Berbagai kearifan lokal, mampu dituangkan masyarakat ke
dalam produk unggulan.
Untuk mengetahui keragaman bangsa itu, terutama kearifan masyarakat lokal
dalam mengelola sumberder daya pangan dan alam, tidak mesti jauh-jauh pergi ke daerah
yang ingin dituju. Expo Kalbar 2015, yang digelar di Pontianak Convention
Center (PCC), menyajikan berbagai informasi produk unggulan dan berbagai destinasi
pariwisata di Indonesia, dari 20-23 Agustus mendatang.
Puluhan stand tersusun, dan seluruhnya dipenuhi oleh perwakilan
pemerintah prinvinsi se-Indonesia dan kabupaten kota di Kalbar.
Satu di antara peserta yang memeriahkan pegalaran expo produk unggulannya
adalah Rahmat. Di bawah binaan Dinas Perkebunan, ketua kelompok usaha kreatif
dari Desa Sungai Itik, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya ini,
menampilkan berbagai olahan dari kelapa dan kelapa sawit.
Diperlihatkannya briket, sabun dan lilin yang berasal dari olahan
kelapa sawit. Belum lagi olahan air nira yang dibuat menjadi gula.
“Kami di sini mempromosikan gula kelapa. Ada produk unggulan kami, yakni
Gula Semut Kesulang. Selama ini hasil produksinya kami jual hingga ke Malaysia,”
ujarnya, Kamis
(20/8/2015).
Ternyata, kata Rahmat, pasaran gula semut yang dibuat dari nira kelapa ini
lebih digemari oleh orang Malaysia. Masyarakat di sana sudah mengetahui bahwa gula
ini dipercaya dapat mengurangi kolesterol dan gejala kencing manis.
“Kalau di Kalbar sendiri, jarang yang pesan. Malah pesanan dari luar. Bisa
2-3 kali kirim pesanan gula semut ke Malaysia. Orang Malaysia malah lebih paham
khasiat dari gula semut,” sebutnya.
Beralih ke stan Jawa Timur. Berbagai produk dipamerkan oleh provinsi
beribukotakan Suarabaya ini. Satu di antaranya Abon Tewel. Mendengar namanya
saja, biaa dipastikan masyarakat Pontianak tidak banyak yang tahu.
Sebelumnya, di Kediri, Jawa Timur, dikenal Abon Ontong (jantung pisang)
yang pemasarannya hingga sampai ke luar negeri. Tiga tahun belakang, muncul
lagi produk yang sama, namun menggunakan bahan yang berbeda, yakni Abon Tewel.
Melalui tangan kreatif seorang wanita asal Surabaya, Heftin Susianti, nangka
muda disulapnya menjadi makanan abon.
Menurutnya, selama ini abon dikenal sebagai makanan berbahan dasar
daging, namun kali ini, ia berkreasi dengan buah nangka muda.
“Ini olahan nangka muda. Coba rasakan, tidak ada sama sekali rasa
nangka, malah rasanya menyerupai abon yang dari daging atau ikan,” terangnya.
Saat mencoba Abon Tewel, benar saja, rasanya menyerupai abon berbahan
daging atau ikan. Sesuatu yang unik, dimana nangka diolah dengan resep rahasia,
memberikan sensasi rasa berbeda dari nangka itu sendiri.
Kalau itu merupakan produk unggulan Jawa Timur, beda lagi produk yang
datang dari kawasan Anging Mamiri,
Sulawesi Selatan.
Dikenal sebagai satu daru dua daerah penghasil buah markisa di
Indonesia, selain Sumatera Utara, Sulsel rupanya terkenal akan olahan sirup
markisa.
Di bawah binaan Disperindag Sulsel, minuman segar dengan nama Sirup
Markisa Karaeng, memiliki keunikan rasa tersendiri.
“Jika markisa dari dataran rendah itu keunggulannya memiliki rasa
manis. Tapi markisa dari Makassar yang tumbuh di dataran tinggi, sensasi
rasanya unik. Rasanya kecut-kecut manis dan aromanya khas,” ujar Lisa, anak
dari pemilik Sirup Markisa Karaeng.
Berpindah ke stan Sumatera Barat. Produk yang ditampilkan adalah olahan
makanan. Berbagai olahan ubi jalar dan singkong, terpajang di meja stan.
“Saat ini di kami mempromosikan olahan makanan industri kecil memengah
(IKM) yakni berbahan ubi. Semua ini dibuat oleh masyarakat, terutama di
Kabupaten Tanah Datar. Industri dan usahan kecil menengah menjadi binaan yang
sangat kami prioritaskan,” ujar Yeni.
Menuju ke tengah Pulau Kalimantan, stan Palangkaraya mempromosikan
berbagai hasil alam. Mulai dari batu mulia hingga ramuan obat tradisional.
Salah satu pegawai Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Palangkaraya,
Kameliati, mengatakan bahwa di Pulau Kalimantan kaya akan sumber daya alam. Di
antaranya batu mulia dan aneka ramuan tumbuhan.
Sebagaimana yang ditunjukkannya, Bulu Marindu, tumbuhan yang berbentuk
rambut itu memiliki khasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit,
“Khasiaynya untuk melancarkan peredaran darah dan mengobati angin duduk.
Selain itu ada Kunyit Putih untuk mengobati maag kronis. Caranya, cukup disedu
dengan air putih, lalu diminum. Ada juga juga Bawang Dayak, untuk jenis tumor
dan kanker,” jelasnya.
Beralih ke Indonesia bagian timur. Provinsi Maluku, kali ini lebih
memperkenalkan daerah paling muda hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku
tenggara, Kota Tual.
Melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaannya, berbagai destinasi
pariwisata khususnya pula menjadi salah satu keunggulan dari kota ini.
Tercatat ada 66, kata Erni, pulau yang masih belum terjamah. Tentu saja,
keasrian pulau-pulau di Kota Tual, bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk
kedepannya dikembangkan sebagai daerah pariwisata.
“Dari 66 pulau itu, hanya beberapa pulau yang ada penduduknya. Semuanya
masih asri. Eksotika lautnya akan menggoda siapa saja yang datang ke sini. Biota
laut sangat terjaga kealamiannya,” bebernya.
Melangkah stan Indonesia Timur lainnya, Povinsi Nusa Tenggara Barat. Selain
terkenal dengan Senggigi dan hasil laut mutiaranya, tidak banyak yang mengetahui
bahwa NTB memiliki daerah dengan hasil pertanian tembakau dengan kualitas
terbaik.
Dikatakan Jayadi, BLH PM Lombok Timur, komoditi Tembakau Virginia
khususnya di Kabupaten Lombok Timur ini, telah lama menjadi primadona dunia. Kualitas
tembakaunya memiliki rasa dan aroma tersendiri, terbaik di Asia dengan pasar
ekonomis tinggi.
“Di Selong, Lombok timur, dimana daerah ini penghasil Tembakau Virgnia,
yang digunakan untuk rokok putih dengan kualitas terbaik,” pungkasnya. (umar faruq)
0 Response to "Serba Serbi Expo Kalbar 2015"
Post a Comment