Diolah
Menjadi Ramuan Hingga Makanan Berkualitas
COKELAT
TENGKAWANG – Demanhuri menujukkan minyak tengkawang dan hasil olahnnya,
yakni coklat tengkawang. Rasa gurih dan kandungan lemak nabi yang cukup tinggi,
membuat coklat ini memiliki daya saing pada produk coklat lainnya. UMAR FARUQ
Siapa sangka, Provinsi Kalimantan Barat memiliki
buah dengan berbagai macam khasiat dan multi guna. Seperti halnya di Provinsi Papua,
masyarakat Indonesia bahkan luar negeri sangat mengenal buah merah. Masyarakat adat
Papua memanfaatkannya sebagai bahan campuran makanan dan digunakan juga untuk
pengobatan alami.
Buah tengkawang, itulah satu di antara buah yang
memiliki khasiat asli dari Pulau Kalimantan, di mana tidak banyak masyarakat
mengetahui akan manfaat dan bentuk buah tersebut.
Terang saja, buah yang mengandung lemak nabati yang
cukup tinggi ini, oleh beberapa lembaga penelitian di dalam dan luar negeri,
menyatakan jika potensi sumberdaya alam ini sudah mulai langka. Pasalnya, maraknya
pembalakan hutan yang berimbas pada penebangan jenis pohon yang tidak memiliki
nilai tinggi, termasuklah pohon tengkawang, kemudian membuat pohon dari jenis shorea, suku dipterocarpaceae ini semakin langka.
Hal tersebut diungkapkan oleh satu di antara pegiat
lingkungan, Demanhuri. Menurutnya, dari hasil research oleh beberapa lembaga penelitian menyebutkan, pohon
tengkawang saat ini semakin langka. Buah tengkawang yang semestinya
dimanfaatkan buahnya untuk diambil kandungan minyaknya, oleh sebagian warga
yang tidak begitu mengetahui cuma digunakan kayunya.
“Padahal, pohon tengkawang memiliki potensi besar. Terutama
kandungan minyak dari buah tengkawang yang bisa diolah menjadi mentega atau
keju. Bahkan minyaknya bisa diolah menjadi campuran pembuatan coklat,” ujarnya, Selasa (28/7/2015).
Semakin langkanya pohon tengkawang di dunia,
termasuk di Indonesia, pada 2012 di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur,
digelar lokalatih bagi masyarakat dan instansi terkait guna membahas
peningkatan kapasitas penegakkan hukum konservasi tengkawang. Dalam kata lain,
di beberapa daerah pohon tengkawang sudah mulai dijaga kelestariannya melalui
payung hukum.
“Di Kalbar, pohon tengkawang sudah mulai sedikit. Pemanfaat
kayu dari berbagai pohon inilah yang menjadi salah satu faktor langkanya pohon
tengkawang. Selain itu, maraknya pembukaan lahan perkebunan, memperparah
keberadaan jenis tumbuhan endemik ini di Kalbar,” ungkap sarjana lulusan
teknologi hasil hutan, Fakultas Kehutan, Universitas Tanjungpura (Untan) ini.
Masih di Samarinda, satu di antara lembaga
penelitian Redlist IUCN, pada lokakarya tersebut menyatakan bahwa beberapa
jenis tengkawang telah dikatagorikan terancam punah.
Secara tradisional, minyak tengkawang dimanfaatkan
untuk memasak, penyedap rasa dan ramuan obat-obatan. Pada masa lalu tengkawang
juga dipakai dalam pembuatan lilin, sabun, pelumas, margarin atau mentega, dan
lain sebagainya.
Sebagai masyarakat percaya, kandungan yang ada di
dalam minyak tengkawang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Pasalnya, minyak
tengkawang mengandung beberapa macam asam lemak yang bermanfaat bagi tubuh dan
kesehatan.
Di antara asam lemak yang terkandung di dalam
minyak tengkawang dan cukup tinggi adalah asam palmitat (43-44 persen) dan asam
arachidat (37-42 persen).
Di dunia farmasi, asam palmitat atau palmitoleat belum
digunakan secara luas, namun diketahui bahwa asam palmitoleat dapat digunakan
sebagai suplemen diet. Ini merupakan fenomena unik, di mana sebagian besar asam
lemak dapat menyebabkan kegemukan, namun asam lemak ini dapat melawan
kegemukan.
Sedangkan, asam arachidat atau arachidonat
dalam dunia industri digunakan sebagai suplemen untuk meningkatkan massa otot,
suplemen otak, dan penggemuk tubuh. Biasanya, asam ini ditemukan di
berbagai jenis susu dengan kode AA.
Beberapa waktu lalu, seorang ibu rumah tangga asal
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Thahara, sempat berkunjung ke Kota
Pontianak, dan diperkenalkan minyak tengkawang oleh pembudidaya buah tengkawang
asal Kabupaten Bengkayang.
Perempuan berkerudung tersebut kebetulan sangat
menyukai coklat dan bisa membuat coklat menjadi makanan.
Sepengetahuannya, minyak tengkawang merupakan satu
di antara lemak nabati yang dapat digunakan menjadi bahan campuran pembuatan olahan
coklat.
Menurutnya, olahan coklat dari minyak tengkawang memiliki
kualitas sangat baik di banding coklat-coklat yang dijual di pasaran.
“Olahan coklat yang dibuat dari minyak tengkawang rasanya
tidak kalah enak dari coklat-coklat yang ada di pasaran. Selain itu,
kualitasnya juga sangat bagus di banding coklat dari luar negeri,” terang
Thahara yang pernah mencicipi olahan coklat dari berbagai negara ini.
Tidak hanya gurih dan enak, coklat tengkawang ini
cukup unik lantaran biasanya dalam membuat olahan coklat, untuk mendapatkan
olahan coklat yang memadat perlu dimasukkan ke alat pendingin. Namun berbeda
dengan ini, coklat tengkawang cukup dibiarka saja tanpa dimasukkan ke alat
pendingin, sudah bisa membeku secara sendirinya.
Lestarikan Tengkawang
Keberadaan pohon tengkawang yang dikatagorikan
terancam punah, memang terdengar miris. Sehingga membuat satu di antara kelompok
tani di Kabupaten Bengkayang, merasa tergerak untuk melestarikan pohon yang
buahnya menjadi maskot Kalbar ini.
Kelompok Tani Peduli Hutan Tengkawang Layar, di Dusun
Malayang, Desa Sahan, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, sejak beberapa
tahun yang lalau menseriusi membudidayakan pohon tengkawang.
Dikatakan ketua kelompok tani Damianus Nadu, pohon
tengkawang sudah mulai sedikit. Selama ini sebagian masyarakat memanfaatkan
pohon tengkawang sebagai material bangunan.
Diterangkannya, secara turun temurun masyarakat
adat Dayak telah mengetahui manfaat buah yang memiliki dua kelopak yang
menyerupai sayap ini.
“Nenek moyang kami mengajarkan bagaimana
memanfaatkan alam sebaik-baiknya. Salah satunya mengambil manfaat buah tanpa
memusnahkan batangnya. Itulah nilai-nilai leluhur yang terus kami bangun hingga
saat ini,” tutur pria yang merupakan saah satu tetua adat di kampungnya ini.
Selama ini, lanjut Nadu, bersama beberapa warga
yang tergabung dalam kelompok tani, mereka berusaha melestarikan pohon
tengkawang dengan aktif menanam.
Kelompok tani ini juga memanfaatkan buah tengkawang
menjadi minyak yang diolah secara tradisional. Buah tengkawang yang digunakan merupakan
pohon tengkawang yang ditanam warga, dan beberapa diambil dari hutan adat.
“Minyak tengkawang yang dibuat warga masih secara
tradisional. Dengan cara buah tengkawang disalai atau dijemur untuk
menghilangkan kadar airnya, lalu ditumbuk dan diperas. Minyak yang dikeluarkan
itulah kemudian ditadah ke dalam batang bambu. Nantinya akan membeku secara
sendirinya,” jelas Nadu.
Sembari melakukan konservasi, Kelompok Tani Peduli
Hutan Tengkawang Layar ini juga mencoba membuka peluang usaha bagi warga yang
mau mengembangkan olahan buah tengkawang.
“Beberapa waktu yang lalu, kami dibantu oleh LSM
lokal membangun pabrik olahan tengkawang. Tentunya ini akan membantu aktivitas
warga yang memanfaatkan buah tengkawang,” ujarnya.
Diakui Nadu, satu potong bambu yang dibagi tiga,
perpotongnya bisa dijuak dengan harga Rp 35 ribu.
“Sebenarnya kami memproduksi minyak terngkawang
sebatas untuk kebutuhan pribadi saja. Namun tudak menutup kemungkinan, peluang
bisnis bisa terbuka. Tapi yang terpenting, kami ingin mengenalkan kepada
masyarakat bahwa pohon tengkawang itu merupakan sumberdaya alam di Kalbar yang
cukup potensial, terutama buahnya. Dan kami mengajak masyarakat untuk menanam
tengkawang dan tidak menebang pohonnya,” pungkasnya. (umar faruq)
Kalo ditanam diluar Kalimantan Meranti merah bisa gak ya?,bibitnya bisa didapat dimana kalo di Jakarta, yg jual minyak Tengkawang di Jakarta ada kah?.
ReplyDelete