Peringati Kemerdekaan dengan Penghijauan

Anak Muda Tanam Mangrove di Pesisir Singkawang


MENANAM MANGROVE – Ratusan remaja dan pemuda menggelar aksi menanam mangrove di pesisir Pantai Setapuk, Kota Singkawang, Minggu (16/8). Kegiatan yang bertemakan ‘Hijaukan Merah Putih’, guna menyemarakan peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke 70. IST

Dalam memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia, hampir seluruh masyarakat menyambut dengan suka cita. Beragam cara dilakukan guna memeriahkan kemerdekaan yang genap ke 70 tahunnya. Ada yang mengisi dengan berbagai perlombaan tradisional, ada pula yang mengheningkan cipta di makam para pahlawan. Namun, sesuatu yang berbeda dilakukan ratusan orang, Minggu (16/8), di ujung utara Kota Singkawang.

Adalah kerjasama beberapa komunitas dan lembaga, menggelar penghijauan di kawasan pesisir. Dengan mengangkat tema ‘Hijaukan Merah Putih’, Aksi Menanam Mangrove di Pantai Setapuk, Kota Singkawang.

Kendati tidak ada jalan utama menuju pesisir yang kini ditumbuhi puluhan ribu pohon mangrove, kata Demahuri, seorang pegiat lingkungan asal Pontianak, peserta yang terdiri dari Komunitas Gerakan  Senyum Kapuas, Oksigen Khatulistiwa, LPS-AIR, Komunitas Berbagi Nasi Pontianak, Borneo Backpaker, My Trip My Adventure, My First Movie, MEF, OI Kota Singkawang, Komunitas Mobil Skin Singbebas Kota, Gerakan Cinta Indonesia, Komunitas Remaja Peduli dan Sahabat NOAH Pontianak ini, sangat semangat dan antusias.

“Kawan-kawan cukup semangat mengikuti kegiatan menanam mangrove di Singkawang. Ratusan orang dari puluhan komunitas, di antaranya dari Kota Pontianak, ambil bagian dalam acara ini,” ujarnya kepada.

Berkumpul di bibir pantai, dengan dikeliling pohon-pohon bakau yang tampak kokoh, Nizar, ketua panitia  memberikan pengarahan tentang tujuan acara penanaman tersebut.

Dikatakannya, kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran semua orang dalam menyelamatkan kawasan pesir.

“Kita datang ke sini untuk belajar bagaimana cara menyelamatkan kawasan pesisir. Selain itu, kita di sini juga untuk mengenalkan masyarakat untuk berwisata sambil menjaga alam,” kata Nizar.

Sesuatu yang luar biasa, lanjut Nizar, dimana hanya melalui media sosial tidak sedikit yang ikut berpartisipasi.

“Ini merupakan indikasi yang baik, bahwa masih banyak masyarakat terutama anak-anak muda dari berbagai kalangan, peduli terhadap lingkungan dalam hal ini wilayah pesisir untuk menanam pohon bakau,” tuturnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Kelompok Nelayan Surya Kecana, Jumadi. Ia merasa terharu akan partisipasi anak-anak muda dalam menanam bibit bakau.

Menurutnya, tidak banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya melestarikan lingkungan terutama di kawasan pesisir. Padahal, jika kawasan pesisir tidak mampu dikonservasi, maka dampak yang mengerikan bisa saja terjadi.

“Jika tidak ada lagi yang memperhatikan kawasan pesisir, lihat saja nantinya. Daratan akan habis karena abrasi. Apalagi di kawasan tersebut, tidak ada tumbuhan yang menopang. Pohon-pohon ditebang, tanpa memikirkan konservasi. Dampaknya akan sangat luar biasa,” terangnya.

Bersama enam nelayan lainnya, Jumadi mengaku telah menanam sekitar 95 ribu batang pohon bakau di kawasan pesisir Setapuk Besar.

Terang saja, kawasan yang dulunya sangat mengkhawatirkan lantaran minimnya pepohonan yang mampu menopang air laut, kini berjajar pohon-pohon bakau. Tanah menjorok ke laut membuat daratan baru, sehingga warga di dekat pesisir tak perlu khawatir lagi akan terjadinya abrasi.

Pada kesempatan itu pula, Jumadi berbagi pengalamannya cara menanam bakau di kawasan pesisir. Menurutnya, menanam bakau di kawasan arus air yang cukup kuat sangat berbeda dengan menanam di daerah muara yang relative tenang.

Dikatakan Jumadi, mengikuti filosofi tumbuhnya bakau secara alami, khususnya bakau kurap (rhizophora mucronata), yakni buah dengan bentuk memanjang ini jatuh dari tangkai, kemudian menancap ke tanah.

“Cara kami menanam dengan menancapkan buah ke tanah. Karena ombak cukup kuat, maka buah diikat di sebatang bilah bambu yang juga ditancapkan ke tanah sebagai penahan agar tidak terbawa arus,” terangnya.

Atas kerja keras dan ketekunan bersama nelayan lainnya, tak heran jika Jumadi mendapat perhargaa. Mulai dari Pemerintah Kota Singkawang hingga Pemerintah Pusat.

“Malam ini (17 Agustus), saya mendapat undangan dari Gubernur Kalbar. Sebuah penghargaan atas kerja keras kami para nelayan, dalam menyelamatkan kasawan pesisir,” pungkasnya.

Selain telah berhasil menanam ribuan bibit mangrove, peserta juga membersihkan kawasan pantai dari sampah. (demanhuri/umar faruq)

0 Response to "Peringati Kemerdekaan dengan Penghijauan"

Post a Comment