Pentingnya Hydrant di Kawasan Perkotaan

Petugas Pemadam Seringkali Terkendala Sumber Air


MINIM SUMBER AIR – Ditengah tugas memadamkan kebakaran, petugas pemadam seringkali kesulitan mendapatkan air. Mau tidak mau, petugas menggunakan air yang telah digunakan un tuk memadamkan kebakaran, dengan cara ditampung. UMAR FARUQ

Musim kemarau yang melanda hampir di seluruh kabupaten kota di Kalimantan Barat, membawa dampak kekeringan yang berkepanjangan. Akibat lain yang sering muncul, yakni potensi kebakaran. Baik hutan, lahan pertanian atau kawasan pemukiman.
Masih jernih diingatan kita, kebakaran di kawasan Kota Pontianak, yang hampir terjadi setiap hari. Bahkan, dalam satu hari, kebakaran bisa terjadi dua kali.
Terlepas dari penyebab kebakaran, namun ketika hal ini terjadi, tentu panggulangan utamanya adalah penangan kebakaran. Dan permasalahannya, penangan tidak didukung dengan fasilitas yang memadai di antaranya sulitnya mendapatkan sumber air.
Baru-baru ini, sejumlah pemadam kebakaran yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pemadam Kebakaran di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak, Selasa (15/9) mengaku belum pernah menggunakan hydrant dalam upaya penanggulangan kebakaran yang dilakukan. Selain karena tidak diajarkan secara langsung, hydrant yang ada di Kota Pontianak juga tidak jelas nasibnya.
“Saya baru tiga tahun di Pemadam Kebakaran (Damkar). Pernah dapat pelatihan penggunaan hydrant dulu. Tapi, di lapangan hampir tidak pernah pakai hydrant,” tutur salah seorang peserta diklat yang tidak ingin namanya disebutkan.
Mengenai keberadaan hydrant di Kota Pontianak sendiri, Gusmanti WR, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran BPBD Kota Pontianak menyebutkan, hampir semua hydrat di Kota Pontianak sudah tidak berfungsi.
“Hydrat kota sampai saat ini kita tidak punya, dulu pernah ada 11 titik. Tapi karena perkembangan zaman, dan dimakan usia, hydrant-hydrant tersebut sudah tidak berfungsi. Kalau untuk hydrant gedung, seperti hotel itu sudah lengkap, sesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan Umum,” ucapnya di sela-sela Diklat tersebut.
Menurut Gusmanti, pihaknya sudah berencana untuk mengatasi keterbatasan hydrant di Kota Pontianak.
“Konsep titik-titik hydrant kota telah dibuat, namun sampai saat ini anggaran itu belum ada,” terangnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan memfokuskan hydrant yang bersumber dari air sungai. “Kedepan, kita upayakan terus hydrant-hydrant ini. Agar masalah beberapa daerah yang kesulitan sumber air, saat terjadi kebakaran dapat teratasi,” tegasnya.
Untuk memberikan pemahaman pada penggunaan hydrant, ujar Gusmanti, peserta diberikan materi pengenalan dan penggunaan hydrant. Menurutnya, ini penting sebagai bekal pemadam kebakaran di lapangan.
“Materi hydrant kita berikan, tapi tidak ada simulasi penggunaan. Ini sebagai bekal awal pemadam kebakaran ke depan, kita akan terus upayakan hydrant ini, sebab, semakin gencar pembangunan, makin besar pula ancaman kebakaran,” pungkasnya.
Di lain pihak, Dosen Arsitekur Teknik Untan, Zairin Zain, mengatakan ketidakadaan hydrant di Kota Pontianak, jika dilihat dari teori kota modern merupakan suatu kekurangan.
Kota modern, katanya, mengharuskan adanya sistem pengelolaan yang baik. Untuk itu, perlu ada perbaikan di banyak hal.
“Untuk mengarah ke kota modern, hydrant itu penting. Di mana salah satu cirinya adalah sistem yang baik. Hydrant kan, tidak hanya untuk pemadaman kebakaran, tapi juga penyiraman tanaman dan pembersihan jalan,” ujarnya saat ditemui di kantornya.
Beberapa titik yang membutuhkan hydrant, lanjutnya, antara lain daerah pemukiman, dan sentral-sentral perekonomian.
Sumber utama air untuk hydrant, lanjut Zairin, juga perlu dipikirkan. Yakni dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Sementara itu, Kabid Penataan Ruang dan Bangunan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan Kota Pontianak, Derry Gunawan mengatakan untuk menanggulangi potensi kebakaran di Kota Pontianak, awalnya tidak terlalu dikhawatirkan. Pasalnya, hanmpir di setiap kawasan memiliki sumber-sumber air yang cukup, di antaranya sungai dan parit-parit.
“Awalnya tidak jadi masalah. Di Pontianak itu kan banyak parit dan sumber air yang besar yaitu sungai,” katanya.
Namun belakangan, kondisi kemarau yang melanda Pontianak, mengubah prediksi mudahnya penaggulangan kebakaran.
Maka dari itu, ujar Derry, keberadaan hydrant terutama di pemukiman padat penduduk dan tempat-tempat umum yang biasa dikujungi masyarakat, sekarang menjadi penting.
“Pemerintah harus sudah memikirkan keberadaan hydrant,” ucapnya.
Untuk di Dinas Cipta Karya sendiri, lanjut Derry, sebenarnya telah lama mewajibkan setiap developer, jika ingin membangun perumahan skala besar, harus memperhatikan antisipasi terjadinya kebakaran.
“Kita sudah lama mewajibkan itu, kepada setiap pengembang,” tuturnya.(kristiawan balasa/umar faruq)

0 Response to "Pentingnya Hydrant di Kawasan Perkotaan"

Post a Comment