KUE LAPIS BUAH – Jamal (26) pemuda asal Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya,
Kabupaten Kubu Raya, menunjukkan kue lapis buah yang ia buat sendiri. Upaya memanfaatkan
buah lokal, membawa Jamal ke dunia usaha kue lapis. UMAR FARUQ
Buah durian
merupakan satu di antara buah lokal yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kalimantan
Barat. Buah dengan julukan ‘Raja Buah’ ini, mudah sekali ditemukan di setiap
kabupaten dan kota. Apalagi di saat musimnya. Hampir setiap tahun buah ini
berlimpah dijual pasar-pasar.
Aroma dan rasanya
yang khas, membuat banyak orang menggemari buah dengan kulit berduri ini. Selain
itu, olahan makanan dari buah durian pun sudah banyak dibuat. Di antaranya tempoyak,
dodol dan lempok durian, yang menjadi ciri khas makanan Kalimantan Barat.
Ada satu lagi
olahan makanan dari buah durian, yakni kue lapis. Kue yang dibuat dengan cara
dipanggang ini merupakan makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia, dan
selalu ada di saat hari raya tiba.
Adalah Jamal
(26), pemuda Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, memiliki ide
kreatif membuat kue lapis dari buah durian.
Ia memanfaatkan
buah durian menjadi ekstrak untuk campuran kue, sehingga rasa durian di kue
lapisnya sangat dominan.
Tidak hanya buah
durian, buah-buahan lokal lainnya pun ia manfaatkan sebagai bahan campuran kue.
Seperti nanas, mangga, nangka dan lain sebagainya.
Ia
mengungkapkan bahwa kue lapis buatannya merupakan makanan yang sehat lantaran
terbuat dari buah-buahan segar dan
bahan-bahan pilihan serta tanpa bahan pengawet.
“Kue lapis yang saya buat ini dari buah-buahan
segar dan bahan-bahan berkualitas, dan tanpa bahan pengawet. Tidak masalah
misalnya menggunakan tepung dengan harga lebih mahal, yang penting berkualitas
dan rasanya enak serta terjamin sehat,” ujarnya, Kamis (23/7).
Untuk
memastikan makanan buatannya terjamin aman dan bergizi sehat, Jamal mengatakan akan
melakukan uji kesehatan dan kandungan gizi. “Dalam waktu dekat akan melakukan
uji pada kue saya ini,” sebutnya.
Dengan kualitas
kue lapis yang terjamin, kini Jamal merambah ke dunia bisnis. Saat ini bisnis
yang dijalaninya dengan cara online dan relasi perteman.
Tidak hanya
disukai oleh warga Pontianak dan sekitar, kue lapis buatannya pun disukai oleh
masyarakat luar Kalbar. Terbukti dalam waktu empat hari, 120 cetak kue lapis
berhasil ia jual ke pemesan dari Aceh, Palembang dan lain sebagainya.
“Pemesanan
hingga ke luar Kalbar. Beberapa waktu yang lalu, ada pelanggan dari Aceh,
Palembang, Bengkulu dan Kaltim. Saat ini saya sedang mendapatkan pesanan dari
Jakarta dan Kalsel,” ucapnya.
Selama ini, usaha
kue lapisnya ia jalankan melalui media sosial dan melalui hubungan pertemanan. Ia
mengaku, demi mendapatkan kepercayaan pelanggan, pembayaran kue lapisnya baru
ia terima setelah barang sampai ke tempat tujuan.
“Agar
pelanggan percaya, ketika pesanan sampai ke tujuan melalui jasa pengiriman, baru
uang ditransfer. Intinya sama-sama percaya saja. Saya berani ambil risiko jika
ada pelanggan yang berniat jelek. Tapi alhamdulillah selama ini tidak ada,”
akunya.
Ia
menyebutkan, kue lapisnya dapat bertahan seminggu jika dalam kondisi normal. Namun,
jika sering dihangatkan dan sering disimpan di dalam kulkas, mampu bertahan hingga
sebulan.
Jamal mengungkapkan,
keahliannya membuat kue tidak terlepas peran dari sang kakak. Lantaran senang membantu
kakak memasak, akhirnya menular kepadanya hingga memasak menjadi salah satu hobi
baginya.
Pada 2013, Jamal memulai bisnis kue lapisnya. Sebagian pelanggan, terutama
teman-temannya sempat tidak percaya jika kue lapis yang ia jual, merupakan
buatannya sendiri.
“Ketika saja ajak teman-teman saya ke rumah, barulah mereka percaya bahwa
ini olahan saya sendiri,” tuturnya.
Dari ide kreatif tersebut, Jamal mampu merekrut lima orang yang membantunya
membuat kue, dan beberapa orang temannya yang bertugas sebagai pengantar
pesanan.
Jamal
mengungkapkan, bahwa modal membuat kue tidaklah begitu besar. Dalam satu cetak
kue dengan ukuran 18x18 cm dan tinggi 5-6 cm, hanya bermodalkan Rp 70-80 ribu.
“Untung
satu cetak kue lapis, bisa Rp 40 ribu. Kemarin pesanan menambah
sampai 120 cetak, untung bersihnya hingga lima jutaan. Itu sudah bayar gaji karyawan,”
terangnya.
Dalam menjalankan
usaha, ia mengungkapkan kendala yang dihadapi selama ini hanyalah tenaga listrik
yang digunakan untuk memanggang kue.
“Untungnya
selama bulan Ramadan kemarin walaupun sempat mati, tapi tidak lama. Jadi pesanan
semua bisa teratasi,” ujarnya
Harapan Jamal
dengan usaha yang dilakukannya ini, ingin menjadikan kue lapis buatannya sebagai
makanan khas Kalbar dan lebih banyak dikenal orang lagi.
“Nantinya
saya akan berkreasi membuat kue lapis bermotif. Saya ingin motif-motif etnis di
Kalbar dipadukan dalam pembuatan kuu lapis saya ini,” pungkasnya. (umar faruq)
0 Response to "Manfaatkan Buah-Buahan Lokal"
Post a Comment